Senin, Juni 13, 2016

Gara-gara Ulah Penyeludup Gula, Bea dan Cukai Adu Mulut dengan Kru KMP BRR



MOKI – Sabang,…..
Penyeludupan gula Ilegas asal luar negeri yang masuk ke Sabang kian hari semakin marak saja, sampai-sampai pihak petugas Bea dan Cukai Sabang harus bekerja ekstra keras. Bahkan pada hari Senin (17/04/16), petugas Bea dan Cukai Sabang sempat adu mulut dengan Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Ferry KMP. BRR, saat gula yang sudah berada didalam kapal tersebut hendak diturunkan.

Seperti biasanya setiap pagi, petugas Bea dan Cukai Sabang menghalau pelaku yang menaikan gula illegal asal luar negeri ke kapal Ferry KMP. BRR, karena mereka hendak menyeludupkan gula tersebut ke daratan Aceh (Pabean). Hal tersebut dilakukan oleh sejumlah mafia Gula yang mencari keuntungan dengan mengatas namakan masyarakat, penyeludupan gula dilakukan secara besar-besaran.

Pada pukul 07.30 Wib, puluhan ton gula yang hendak diseludupan ke daratan Aceh sudah penuh didalam kapal Ferry KMP. BRR, hal ini jelas dapat merugikan Negara yang cukup besar. Perbuatan Penyeludupan gula tersebut juga sangat menganggu pelayaran kapal Roro, dan selalu menjadi hambatan ketika para penumpang kapal hendak turun di Pelabuhan Ulhee Lheue.

Hal ini telah menjadi pemandangan yang lazim dan tidak bisa ditertibkan oleh para petugas, sementara para Turis Lokal dan Manca Negara yang berkunjung ke Kota Parawisata Sabang hanya bisa mengurut dada tanpa bisa protes sebab gula yang dibawa dengan kapal Roro sudah terlalu banyak hingga sepanjang pinggiran lantai kapal penuh dengan gula.   

Selain itu gula juga ditempatkan oleh pemiliknya ditempat-tempat yang seharusnya bisa digunakan oleh para penumpang lainnya untuk tempat barang miliknya. Kemudian pihak pemilik gula juga meletakan dibeberapa tempat lainnya, seperti gudang, ruang mesin bahkan ditangga lintas penumpang menuju keatas kapal kapal.

Melihat banyaknya jumlah gula hingga puluhan ton, baik yang sudah berada didalam kapal maupun dipintu masuk ke kapal, petugas Bea dan Cukai meminta kepada masing-masing pemilik gula agar menurunkannya. Bila gula tersebut tidak diturunkan maka pelayaran kapal akan terganggu dan terlambat, namun demikian ada sebagian pemilik gula tetap berkeras dan tidak menghiraukan peringatan yang diberikan oleh pertugas Bea dan Cukai.

Ketika kendaraan roda empat dan roda dua akan dinaikkan ke kapal, beberapa orang pemilik gula masih belum mau juga menurunkan barang yang dibawanya sehingga membuat petugas Bea dan Cukai berang dan protes terhadap kendaraan yang akan naik. Hal tersebut membuat terjadi perang adu mulut antara petugas Bea dan Cukai dengan pihak Awak Kapal Roro KMP BRR, namun demikian tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, karena beberapa petugas Bea dan Cukai lainnya segera melerai.   

Pantauan awak media, di dermaga penyeberangan Ferry Roro Balohan Kecamatan Sukajaya Kota Sabang, ratusan ton gula yang akan diseludupkan ke daratan Aceh berada di depan pintu masuk ke KMP BRR. Yang diherankan, ketika kericuhan terjadi antara petugas Bea dan Cukai, tidak ada terlihat petugas lainnya berada di KMP BRR.   

“ Salah seorang mafia gula berinisial Bach, warga Gampong Balohan yang selama ini menganggap dirinya bebas melakukan penyeludupan dan tidak ada yang bisa mencegahnya, terlihat mondar-mandir didermaga untuk memantau situasi. Dia ini adalah pemilik gula yang kerap berhasil melakukan penyeludupan ”.

Dengan cara memberikan gula-gula kepada nyak-nyak (ibu-ibu), untuk menyeludupkan ke daratan Aceh. jika gula tersebut berhasil diseludupkan ke kota Banda Aceh, maka keuntungan dalam satu sak gula akan didapatkan berkisar Rp.100 ribu. Sementara mafia akan meraih keuntungan sampai puluhan juta.

Edy salah seorang yang selama ini mengaku ikut bermain dengan cara membawa gula dua sampai tiga sak dalam satu hari, kepada wartawan mengatakan, tidak mudah untuk meloloskan gula ke dermaga Ulhee Lheue Banda Aceh, kami harus kucing-kucingan dengan petugas di Ulhee Lheue. Yang kami sayangkan sekarang ini, ada mafia yang bermain besar-besaran sampai puluhan bahkan ratusan ton gula, dimasukan ke kapal Ferry dan gulanya selalu lolos karena ada main

“Kalau saja dibawa satu atau dua karung saja dengan cara dibungkus supaya tidak nampak oleh petugas, baik di dermaga Balohan maupun Ulhee Lheue, maka petugas Bea dan Culai tidak begitu acuh terhadap gula Sabang. Tetapi apa yang dilakukan mafia besar, meraka sekali masuk gula ke kapal mencapai puluhan bahkan ratusan ton gula, berarti tidak menghargai petugas”., kata Edy.

Dan kami juga membawa gula satu atau dua zak tetap memberikan uang kepada petugas kapal sebagai biaya kebersihan. Tetapi bagi mafia yang mampu menyewa gudang yang ada didalam kapal, hal tersebut kami tidak mengetahiui bagaimana cara pembayarannya. Karena setiap hari terutama pada hari libur biasanya kapal selalu dipenuhi gula, termasuk didalam gudang dan kamar mesin, jelasnya.
  
Untuk mencari solusi terhadap gula Sabang, sebaiknya pihak-pihak terkait segera melakukan pertemuan, seperti Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), Pemerintah Kota (Pemko) Sabang, Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Sabang, Bea dan Cukai dan Polres Sabang, karena masih banyak cara yang dapat dilakukan, menyangkut gula Sabang.

(Red)

Keterangan Foto :
1. Puluhan ton gula ilegal asal luar negeri yang hendak diseludupkan kedaratan Aceh, berada di pintu masuk kapal Ferry dermaga Balohan.
2. Tampak Mobil Dinas Bea dan Cukai berada di KMP BRR hendak menurunkan gul
a

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketua PKS Sabang Yang baru Albina A Rahman ST, MT

  Albina A Rahman ST, MT Ketua Partai Keadilan Sejahtera Kota Sabang Yang Baru Pergantian. Isyu Suksesi Kepemimpinan Sabang tahun 2024 Mencu...