Sabtu, Oktober 31, 2020

Bandar Pelabuhan Susoh

Sejarah Bandar Pelabuhan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya

  


Aceh Barat Daya - ZSAN,…

Bandar Pelabuhan Susoh yang dulunya masih termasuk Kabupaten Aceh Selatan kini telah berdiri sendiri menjadi Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). Konon pada Abad ke XXIX  Pelabuhan Susoh sangatlah ramai dikunjungi oleh Kapal kapal pedagang berasal dari Benua Amerika dan Benua Eropah. 

Tetapi kini Pelabuhan Susoh Abdya telah sunyi dan jarang dikunjungi oleh kapal kapal pedagang seperti dahulu kala, demikian dikatakan oleh Kepala Unit Pengelola Pelabuhan (Ka.UPP) Susoh Abdya, Syamsul Arief Hutagalung SE kepada Redaksi ZSAN, sabtu (31/10/20) pagi. 

Dikatakan, menurut ceritera beberapa para tokoh masyarakat Aceh Barat Daya yang pernah ditemuinya, mereka mengatakan bahwa Pelabuhan Susoh Abdya merupakan Bandar yang kerap dikunjungi oleh Bangsa Kulit Putih melalui pertukaran barang mereka dengan rempah rempah. 

Kecamatan Susoh merupakan Pusat Perdagangan serta Pusat Pemerintahan wilayah Aceh Selatan abad XXIX dan kini bangunannya hanya tinggal puing puing belaka. Namun demikian Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya kembali akan membangkitkan Kepelabuhanan melalui perencanaan Pembangunan Pelabuhan Surin yang berada di kecamatan Kuala Bhatee, ujar Syamsul Arif Hutagalung. 

Menurut penjelasan Syamsul, daerah Surine yang direncanakan membangun Pelabuhan baru, dan di daerah itu para petani pernah menanam tanaman Lada yang cukup banyak sehingga bangsa Kulit Putih sangat berminat menguasai perdagangan di wilayah Susoh. Sampai sampai pernah terjadi perang antara bangsa Amerika dengan para petani karena tipu daya Pedagang Bangsa Amerika. 

Kuala Batee merupakan sebuah kerajaan kecil di Aceh yang pernah menggemparkan Amerika Serikat. Hal itu disebabkan karena warga setempat membajak sebuah kapal Amerika pada tanggal 7 Februari 1831. Peristiwa itu dipicu kemarahan orang Aceh karena merasa selalu ditipu bangsa Amerika dalam perdagangan lada. Pada peristiwa tersebut, 3 (tiga) awak kapal terbunuh dan kerugian diperkirakan sebesar US$ 50 ribu, jelas Syamsul.

Lebih lanjut dikatakan, setelah peristiwa pembajakan, Amerika mengirim kapal perang Potomac ke Aceh. Ini adalah kapal perang terbaik yang dimiliki Amerika saat pemerintahan Presiden Jackson. Perang pecah setahun setelah pembajakan, pada pagi dinihari tanggal 7 Februari 1832 Amerika melakukan penyerbuan dan ini adalah untuk pertama kalinya Amerika melakukan Invasi ke Pulau Sumatera.

Warga Kuala Batee mengetahui akan kedatangan kapal Amerika yang akan menyerbu dan segera bersiaga di pantai. Amerika menyerbu benteng-benteng pertahanan, banyak  Korban yang jatuh dari kedua belah pihak. Namun kapal Bangsa Amerika berhasil menghancurkan Kuala Batee dengan melontarkan meriam ke pemukiman pemukiman dan pelabuhan, tukas Syamsul. 

Dikatakannya juga bahwa, kini tak banyak lagi bukti sejarah yang bisa ditemui, kalau dulu pernah ada sekitar 20 meriam peninggalan masa kerajaan, termasuk 18 meriam yang ditemukan di rawa Keudee Baro dan Lama Muda, Gampong Lama Tuha. Begitu juga dengan barang-barang antik zaman itu yang kini telah raib entah kemana. 

Ceritera tentang Amerika dan bekas puing-puing sejarah diKuala Batee itu, hanya berjarak sekitar 15 Km dari ibukota Kabupaten Aceh Barat Daya. Apabia kita menuju lokasi puing puing tersebut, harus menuju Lama Tuha dan masuk melalui jalan Bandara Kuala Batee, selanjutnya lurus saja hingga jembatan, kemudian dari sini terdapat simpang tiga, dan dari situ langsung mengarah ke pantai ke lokasi sejarang perang yang melegenda, pungkas Ka. UPP Susoh Syamsul Arief Hutagalung.

(Redaksi)

Keterangan Foto  :

Kepala Kantor Unit Pengelolaan Pelabuhan Susoh Aceh Barat Daya Syamsul Arief Hutagalung, Sabtu (31/10/20)

 

 

  

     

  

Minggu, Oktober 25, 2020

STIS AZIZIYAH KOTA SABANG YUDISIUM MAHASISWA/I

 

MAHASISWA/I ANGKATAN PERTAMA STIS AL AZIZIYAH KOTA SABANG DI YUDISIUM

 

Sabang - ZSAN,…..

Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS ) Al–Aziziyah Kota Sabang yang berada di Kota Paling Ujung Batas Wilayah Barat RI, menyelenggarakan Yudisium angkatan perdana pada hari Jum’at tanggal 23 Oktober Tahun 2020 di Aula STIS Al–Aziziyah Sabang.

Kampus STIS Aziziyah yang berada di Jurong Blang Tunong Gampong Balohan Kecamatan Sukajaya Kota Sabang.  Baru kali ini melaksanakan Pengesahan Gelar Akademik Sarjana Hukum (S.H) yang di raih oleh Mahasiswa/I STIS Al Azziziyah Sabang, acara Yudisium ini berlangsung tertib dan lancar serta mengikuti Standart Prosedur Kesehatan Covid 19. 

Dalam Acara Yudisium tersebut, peserta Yudisium angkatan Perdana sebanyak 46 orang, yang terdiri dari 32 orang Mahasiswa/i program Studi Hukum Ekonomi  Syariah (HES) dan 14 orang Mahasiswa/I Hukum Keluarga Islam. 

Ketua STIS Al– Aziziyah Kota Sabang Tgk Imran Abubakar, SH.I, M. Sy pada kata sambutannya mengatakan, Yudisium ini bukan sekedar seremoni belaka tetapi juga merupakan peristiwa penting yang menunjukkan berakhirnya tugas layanan dan asuhan secara formal kepada mahasiswa.

Baik itu dalam mengembangkan potensi mahasiswa menjadi insan yang bertaqwa kepada allah SWT, berakhlak mulia, berilmu, beramal  dan siap mengamalkan ilmu berdasarkan keahlian masing-masing, ujar Tgk. Imran Abubakar. 

Lebih lanjut Tgk. Imran juga mengatakan. Oleh katrena itu acara Yudisium ini adalah peristiwa penting untuk menandai batas, antara tahap kehidupan belajar di kampus dengan, status sebagai mahasiswa dan tahap kehidupan seorang lulusan, dalam merancang dan meniti karier kehidupan dalam bermasyarakat.

Dengan acara yudisium ini, maka Mahasiswa/i sudah bisa mencantum gelar Sarjana Hukum (S.H) di belakang namanya. Kami segenap Civitas Akademika STIS Al Aziziyah Kota Sabang mengucapkan “ Selamat dan sukses dan terus berkarya untuk kemajuan Kota Sabang dan tetaplah rendah hati, pungkas Ketua STIS Aziziyah Kota Sabang Tgk. Imran Abubakar SH.I, M. Sy.

(Tiopan. AP)

 

ASWAJA SIAP MENGAWAL MASYARAKAT SABANG

 

ASWAJA KOTA SABANG, SIAP MENGAWAL MASYARAKAT DARI PEMAHAMAN MPTT

 

 


Sabang - ZSAN,…
.

Ketua Alsunnah Waljamaah (Aswajah) Kota Sabang yang juga Pimpinan Dayah Si Rajul Munir Al Azzaziyah Tgk. Nazaruddin, S.Pd.I, menanggapi MPTT yang telah meresahkan masyarakat Aceh pada MOKI mengatakan (25/10/20), bahwa Tauhid dan Tassauf itu memang merupakan suatu pemahaman dalam Agama Islam. 

“ Meskipun hal itu sangat penting, akan tetapi sebelum mempelajari Tauhid dan Tassawuf, kita umat Islam harus bisa menguasai dan memahami tentang pembelajaran Tastafi, tauhid, tasawuf, serta fikih, ujarnya “.

Dijelaskannya juga bahwa, “ Tauhid itu merupakan pelajaran tentang ke Esaan Allah SWT, yang mengartikan bahwa Allah SWT itu Esa dan bukan merupakan bilangan serta semua yang ada di langit maupun bumi ini semua ciptaan Allah SWT “.

Tasawuf merupakan pelajaran tentang penyempurnaan Akhlak, dengan pengertian bahwa mensucikan jiwa dengan menjauh dari kegiatan duniawi. Dari Tassawuf tersebut sering dikaitkan dengan pelajaran Sufi dan berdekatan dengan Suni atau Syiah, jelas Tgk. Nazaruddin S.Pd.I 

Lebih lanjut Tgk. Nazaruddin menerangkan bahwa, Kitab Tauhid Insan Kamil berkaitan erat dengan MPTT yang di ajarkan oleh Abuya Amran Wali, yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran yang diterapkan di wilayah Aceh Umumnya terkhusus wilayah Kota Sabang, ujarnya pula.

Tgk. Nazaruddin S.Pd.I juga menjelaskan mengenai Aswaja (Alsunnah Waljamaah) yang lahir di Kota Sabang sekitar tahun 2017 dengan jumlah anggota sekitar 20 orang. untuk pelaksanaan kegiatan kami banyak mengajarkan dengan pemahaman Islam yang Nusantara, pemahaman muslim yang bisa diterima dan mudah dipahami oleh masyarakat setempat. 

Untuk kegiatan Aswaja saat ini kami terfokus pada pemahaman dan pelaksanaan Zikir, pelaksanaan Zikir dilaksanakan 3 Kali dalam sebulan, dengan berpindah pindah tempat sesuai dengan undangan dari anggota/ personil Aswaja dan simpatisan aswaja, kata Tgk. Nazaruddin. 

Dikatakan juga bahwa, saat ini untuk pelaksanaan Zikir yang kami lakukan untuk Aswaja merupakan Zikir Awaliyah yang dilahirkan oleh Abuya Djamaludin Wali, yang merupakan anak dari Abuya Muda Wali, dan beliau merupakan salah satu Ulama Kharismatik/ terpandang di Wilayah Aceh.

Fungsi pembelajaran Aswaja adalah, menanamkan nilai-nilai dasar Aswaja kepada Santri/Santriwati sebagai pedoman dan acuan dalam menjalankan ajaran Islam, meningkatkan pengetahuan dan keyakinan serta dapat menerima perubahan, pertentangan, pungkas Ketua ASwaja Kota Sabang Tgk. Nazaruddin S.Pd.I.

(Tiopan. AP)

Keterangan Foto :

Ketua Aswaja Kota Sabang Tgk. Nazaruddin S.Pd.I yang juga Pimpinan Dayah Si Rajul Munir Al Azzaziyah Kota Sabang.

DEKLARASI PENOLAKAN MPTT DI SABANG

 

AJARAN MAJELIS PENGAJIAN TAUHID TASAWWUF (MPTT) DAN AJARAN SESAT LAINNYA DI KOTA SABANG DITOLAK DENGAN DEKLARASI BERSAMA OLEH TOKOH AGAMA DAN MASYARAKAT KOTA SABANG

  


Sabang - ZSAN,…..

Penolakan dan Pembubaran Kegiatan Ratib Seribe (Zikir bersama) yang dilaksanakan oleh Majelis Pengajian Tauhid Tasawwuf (MPTT) yang rencananya dilaksanakan di MPTT Gampong Kede Paya Kecamatan Blang Pidie Aceh Barat Daya, ditolak oleh Masyarakat dan Mahasiswa (sabtu 19/09/20) lalu, juga berdampak penolakan MPTT di Kota Sabang.

Bertempat di Mesjid Agung Babussalam Gampong Kuta Ateh Kecamatan Sukakarya Kota Sabang, sekitar pukul 10.15 Wib hari Minggu tanggal 20 September 2020 dan berakhir sekitar pukul 10.23 Wib. Deklarasi Penolakan dilaksanakan oleh para tokoh Agama di Kota Sabang tentang Ajaran Majelis Pengajian Tauhid Tasawwuf (MPTT) dan Ajaran Sesat Lainnya di Wilayah Kota Sabang.

Para Tokoh Agama di Kota Sabang yang melaksanakan Deklarasi Penolakan di Mesjid Agung Kota Sabang terdiri dari : 1). Ketua Dayah Darul Wa'di Sabang Tgk. Bardi, 2). Wakil Ketua Dayah Darul Wa'di Sabang Tgk. Kamaruzzaman Imam, 3). Ketua Dayah Sirajul Munir Al-Aziziyah Sabang  Nazaruddin, 4). Ketua Dayah Islatul Ta'limin Sabang  Tgk. Sibran Maliki, 5). Ketua Aswaja Kota Sabang Tgk. H. Nazaruddin Spd.I, 6). Imam Mesjid Babutaqwa Gampong Kuta Timu Dedi Masykur dan 7). Para Santri, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Kota Sabang sebanyak ± 42 Orang. 

Kegiatan Penolakan dilakukan dengan cara menyerukan kata-kata penolakan ajaran MPTT dan ajaran sesat lainnya yang ada di kota Sabang. Seruan penolakan dipimpin oleh Wakil Ketua Dayah Darul Wa'di Gampong Batee Shoek Kec. Sukakarya Sabang Tgk. Kamaruzzaman.

Seruan Penolakan tersebut adalah, “ Bissmillahirrahmanirrahim kami para Pimpinan Pesantren, Tokoh Agama dan Tokoh masyarakat Kota Sabang menolak ajaran majelis pengkajian Tauhid Tasawwuf MPTT dan Ajaran sesat lainnya di kota Sabang dan Mendesak MPU Aceh untuk segera mengeluarkan fatwah Tentang Ajaran MPTT ".

Wakil Ketua Dayah Darul Wa’di Sabang Tgk. Kamaruzzaman Imam selaku pemimpin kegiatan, selepas Deklarasi saat ditemui MOKI mengatakan, bahwa penolakan tersebut dilakukan oleh karena Ajaran Majelis Pengajian Tauhid Tasawwuf (MPTT) merupakan ajaran yang sesat, dan hal tersebut juga telah disampaikan oleh tokoh-tokoh agama dari beberapa daerah Aceh lainnya seperti di daerah Aceh Selatan.

“ Saat Ini dengan timbulnya Ajaran baru yaitu Majelis Pengajian Tauhid Tasawwuf (MPTT), kini telah menimbulkan keresahan di Masyarakat Aceh khususnya Kota Sabang, sehingga diharapkan terkait permasalahan ini MPU Aceh harus segera mengeluarkan Fatwah terkait keberadaan ajaran tersebut “, tukas Tgk. Kamaruzzaman Imam.

(Tiopan. AP)

Keterangan Foto :

Deklarasi Bersama Para Tokoh Agama di Mesjid Babussalam Kota Sabang Tentang Penolakan MPTT dan Aliran Sesat lainnya (Minggu, (20/10/20) pagi.

Ketua PKS Sabang Yang baru Albina A Rahman ST, MT

  Albina A Rahman ST, MT Ketua Partai Keadilan Sejahtera Kota Sabang Yang Baru Pergantian. Isyu Suksesi Kepemimpinan Sabang tahun 2024 Mencu...