MOKI – Sabang,…
Kelangkaan Gula yang terjadi di Kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas Sabang (Free Port) merupakan suatu kejadian yang aneh tapi nyata. Sungguh miris dan patut disayangkan keadaan masyarakat di Kota Sabang. Ketika Masyarakat sangat memerlukan akan kebutuhan Gula, terutama saat di bulan Rahmadhan (puasa) dan menyambut Hari Kemenangan yang Fitri, harga Gula meningkat secara drastis dengan tajamnya, padahal Kota Sabang Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas.
Sejak Pemerintah Pusat menetapkan
bahwa Kawasan Sabang menjadi Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas, masuklah
berbagai jenis barang dari luar negeri termasuk kendaraan roda dua dan roda
empat, juga jenis buah-buahan, minuman ringan serta gula yang didatangkan dari
ngeri jiran Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Barang-barang tersebut dimasukkan
oleh para Importir pelaku bisnis di kawasan Sabang.
Tahun berganti tahun, dan Free Port
kini telah berjalan selama 15 tahun, tetapi barang yang dimasukkan oleh para
importer yang di primadonakan adalah Gula. Dan hal ini sampai dengan sekarang
masih berlanjut, namun sangat disayangkan banyak terjadi importer yang
berspekulan gula, sehingga cepat habis di kawasan Sabang. Akibatnya harga gula
yang seharusnya murah di kawasan Free Port kini menjadi meningkat dan sangat
miris sekali bila dibandingkan dengan harga beli mereka dari Luar Negeri.
Kelangkaan Gula tersebut diibaratkan
bagaikan “ Tikus yang Mati di Lumbung Padi ”, demikian dikatakan oleh
masyarakat di kalangan buruh pelabuhan (TKBM). Karena selama ini
masyarakat Kota Sabang, Pulau Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, sangatlah
bergantung kebutuhan gula yang dimasukkan oleh para Importir ke Kawasan
Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas Sabang ”, ujar Tiopan. AP selaku
Sekretaris Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Sabang kepada
Kaperwil MOKI, Kamis (16/06-16).
Dia juga mengatakan, pantaun harga
gula di Kota Sabang sebelumnya tidak pernah lebih dari Rp.11.000/kg, namun pada
puasa kali ini dalam seminggu terakhir, harga gula di Kota Sabang telah
mencapai Rp.14.000/kg, sungguh sangat disayangkan kejadian ini.
Diminta kepada pihak BPKS melalui
PTSP, dapat memikirkan dan mencari jalan keluarnya, agar harga Gula dapat
secepatnya turun, apalagi Hari Raya Idul Fitri sudah dekat. Sementara ityu para
anggota Buruh saya di TKBM nyaris lebih dari dua bulan banyak yang menganggur
karena tidak ada pekerjaan, hal ini disebabkan oleh karena tidak ada bongkar
muat pelabuhan karena tidak ada kapal yang membawa barang di Pelabuhan Sabang,
tukas Tiopan. AP
Diharapkan Pemerintah Kota (Pemko)
Sabang, dapat secepatnya mencari jalan keluarnya dan tidak menutup mata atas
kejadian ini. Sampai dengan sekarang harga Gula sudah sangtlah mahal, dan para
Buruh TKBM Pelabuhan Sabang banyak yang menganggur, sementara kebutuhan
kehidupan para Buruh Pelabuhan Sabang di bulan suci Rahmadhan ini, sangatlah
tinggi, apalagi kebutuhan menyambut Hari Raya Kemenangan yang masih jauh dari
angan.
“ Bagaimana mereka para anggota TKBM
saya dapat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dimohon pada pihak terkait segera
mengambil tindakan terhadap Buruh TKBM. Begitu juga dengan harga gula, pihak
terkait juga diharapkan secepatnya melakukan Operasi Pasar untuk menaggulangi
gejolak yang akan lebih besar lagi, ujar Tiopan pula..
Kata Tiopan, Pemko Sabang berhak
untuk melakukan teguran dan memberikan masukan-masukan kepada pihak BPKS,
supaya dapat mengawasi harga dan kebutuhan gula di masyarakat, dari para
Kyang mencari untung dan merugikan masyarakat. Dari informasi dan investigasi
yang saya lakukan, ada spekulan yang serakah dengan menaikkan harga gula menjadi
Rp. 580.000/Zak.
Padahal sebelumnya harganya tebus gula di Sabang hanya sebesar Rp.440.000./Zak, sementara stok gula yang ada padanya cukup banyak, biasanya dibawa dan diselundupkan melalui kapal Roro BRR, KMP. Tanjung Burang dan Kapal Cepat. Para pemain spekulan ini diharapkan dapat ditertibkan dan diberi sangsi oleh aparat terkait, masyarakat Kota Sabang banyak yang tau tentang hal tersebut, dan sangat mengenal pada para spekulan-spekulan, pungkas Tiopan.
Keterangan Foto :
1. Sekretaris Koperasi TKBM
Pelabuhan Sabang Tiopan. AP
2. Gula asal negara jiran
Malaysia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar