Banda Aceh - ZSAN,...
Pengrajin
tangan Batok Kelapa yang dipadu dengan kerajinan Perak asal Negara Jerman,
Bemhard Lehner atau panggilan akrabnya Charli (49 thn), kini telah sukses
menjalankan usahanya di negara asal sekembalinya dari Kota Sabang Indonesia.
Hal tersebut dikatakannya kepada Redaksi ZSAN di Pelabuhan Ulhee Lheue saat
akan bertolak kembali kenegaranya Jerman Kamis, (29/08/18) sore.
Bemhard
Lehner (Charlie), pengarajin Batok Kelapa yang dapat memadunya dengan barang
Perak da merupakan karya cipta yang halus dan sempurna, sehingga kalau kita tidak
teliti melihatnya akan tertipu oleh mata kita sendiri bahwa kerajinan itu dari
Batok Kelapa
Dikatakan,
kunjungan pertamanya ke Kota Sabang tahun 1993 dan saat itu statusnya masih
bujangan ingin melihat wisata yang ada di Kota Sabang. Beberapa bulan di Sabang
dia mencoba mempelajari jenis Batok Kelapa yang banyak terbuang dan tidak
terpakai untuk dipadu dengan bahan kerajinan dari Perak yang telah ditekuninya
dan tekhnik membuat kerajinan Perak telah menjadi andalannya, kata Bemhard
Lehner.
Dalam
menekuni Batok Kelapa dia berkenalan dengan salah seorang gadis yang
berdomisili di Iboih Fausnina namanya.Sembari mempelajari jenis-jenis batok
yang kwalitasnya tinggi dan dapat dibentuk serta bermutu, hubungan dengan
Fausnina semakin akrab saja. Kami mengambil keputusan bersama kejenjang yang
lebih akrab lagi yaitu jenjang pernikahan, kami memutuskan menikah pada tahun
1994 di Jakarta.
Setelah
menikah, kami bersama-sama pulang ke Jerman dan memutuskan untuk tinggal di
Eropah dan meneruskan cita-cita kami membuat kerajinan dari Batok Kelapa yang
di padu dengan bahan Perak. Di Jerman barang-barang kerajinan dari Batok dipadu
Perak sangat diminati oleh masyarakat jerman dan para turis yang berkunjung ke Jerman,
ujar Charlie.
Bemhard
juga merengkan bahwa, kini mereka telah mempunyai buah hati sepasang anak
lelaki dan perempuan. Yang tertua namanya Sara (23) tahun dan telah selesai kuliah
kini dengan ibunya di Jerman. Saya datang ke Sabang bersama anak lelaki saya
Indra Malik (17), tujuannya memperkenalkan kaampung halaman Ibunya di Iboih,
sekaligus membawa Batok Kelapa satu Kopor yang telah saya pilih mutu terbaik.
Jenis-
jenis bahan baku Batok Kelapa yang dapat menjadi Kerajinan tangan adalah Batok
Kelapa yang tebal buah kelapanya sudah cukup tua (buahnya kering bukan hijau). Kalau
jenis kelapa Heperyda yang buahnya banyak serta batangnya tidak seberapa
tingginya, baatoknya tidak dapat dipakai, tukas Bemhard alias Charlie.
Saat
Redaksi ZSAN menanyakan apakah dia bersedia melatih anak-anak Sabang
bila program pelatihan itu di buat Pemerintah Sabang tahun depan ?. Bemhard
mengatakan siap mengajarinya, tetapi tahun depan saya belum tahu lagi bulan
berapa bisa berkunjung kembali pulang kampung halaman isteri. Rencanaya saya
dan keluarga tahun depan 2019 kami akan kembali berkunjung dengan sanak
saudarayag ada di Indonesia, kalau ingin melihat hasil karya kami ada di www.coconutart.de/shop atau www.facebookcoconutcharlie, pungkas
Charlie.
(Redaksi)
Keterangan
Foto ;
Bemhard
dan anaknya Indra Malik ketika berada di Terminal Kapal Cepat Ulhee Lheue Kamis
(28/08-18), sore.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar